Roza Shanina- Si Cantik Penebar Teror di Prusia Timur
Roza Shanina serta Mosin Nagan-nya Pada Perang Dunia 2 di tepian Prusia Timur, Shanina tewaskan 26 tentara Jerman. Menurut perhitungan paling akhir Shanina sudah tewaskan 59 tentara lawan (54 menurut sumber lainnya).
Koran Sekutu menyebutnya untuk "Intimidasi Tidak Nampak di Prusia Timur". Ia jadi sniper wanita Soviet pertama yang dikaruniai Order of Glory serta adalah prajurit pertama dari Front Belorusia ketiga yang menerimanya. Shanina meninggal pada umur 20 tahun dalam Pertarungan di Prusia Timur Januari 1945, waktu membuat perlindungan seorang komandan unit artileri yang terluka kronis.
Kisah HidupnyaLahir pada tanggal 3 April, 1924 di desa Yedma (Arkhangelsk Oblast), satu wilayah di barat laut Rusia, Sebelum masuk militer, Shanina sempat kerja untuk guru TK, dimana dia disenangi oleh beberapa anak bimbingannya dan orangtua mereka. Dia lakukan itu di siang hari, dimana malamnya dia kuliah. Waktu invasi Jerman berlangsung ke kotanya Arkhangelsk, Shanina terjebak dalam regu pemadam kebakaran dan berjaga-jaga di atap gedung membuat perlindungan TK tempatnya kerja.
Masuk militer dengan cara suka-rela sesudah kematian beberapa saudaranyanya di tahun 1941 karena pengeboman oleh faksi Jerman serta pilih menjadi penembak tepat di garis depan. Sesudah masuk dengan militer, Shanina belajar di Central Female Sniper Academy serta lulus dengan nilai yang mengagumkan. Dipuji sebab ketepatan tembakannya, Shanina dapat menghajar lawan yang sedang bergerak serta membuat doublet (tentang dua sasaran dengan dua shooting dengan cara berurutan).
Di bulan April 1944 Roza membunuh seorang tentara Jerman untuk kali pertamanya. Pada Agustus 1944 pasukan Soviet sudah capai tepian Soviet dengan Prusia Timur serta pada 31 Agustus tahun itu korban Shanina telah capai 42 orang lawan. Seksi Senapan ke 184 dimana Shanina ditugaskan jadi unit Soviet pertama yang masuk di Prussia Timur. Di saat itu, dua media massa Kanada, Ottawa Citizen serta Leader-Post, memberikan laporan jika Shanina tewaskan 5 orang Jerman dalam sehari dari tempat persembunyiannya. Selanjutnya di bulan September jumlah korbannya sudah capai 46 orang. Pada tanggal 17 September, rekor makin bertambah jadi 51 korban. Pada 16 September 1944, Shanina dikaruniai Orde Glory Kelas Dua untuk keberaniannya dalam beberapa pertarungan menantang Jerman pada tahun itu.
Pada 26 Oktober 1944 Shanina terima Medali Keberanian. Shanina berusaha bersama dengan Kapten Igor Aseyev, Pahlawan Uni Soviet, serta melihat kematian si Kapten pada tanggal 26 Oktober 1944.
Pada tanggal 12 Desember tahun 1944, penembak tepat lawan tembak Shanina di pundak kanannya. Ia menulis dalam buku sehari-hari jika ia tidak merasai sakit, "bahuku cuma seperti tersiram air panas." Walau luka, yang digambarkannya untuk "dua lubang kecil" oleh Shanina, dia harus tetap jalani operasi klinis serta lumpuh semasa beberapa waktu.
Kematiannya
Di bulan Januari 1945 dalam jurnalnya, Roza mengutarakan jika ia paham waktu kematiannya kemungkinan telah dekat. Saat itu dia ada di garis depan serta gempuran Rusia sedang dicegat oleh pertahanan Jerman yang kuat serta korban meninggal pada pihak Rusia terus bertambah. Sebagian besar anggota gagalionnya sudah terbunuh, sekitar 72 orang dari 78 temannya meninggal dalam pertarungan itu. Pada 27 Januari 1945 Roza Shanina terluka kronis waktu selamatkan nyawa seorang komandan unit artileri yang terluka. Badan Roza Shanina selanjutnya diketemukan dengan cedera menganga yang hebat di dadanya karena pecahan peluru meriam yang meledak. Ia wafat sebab cedera-lukanya di hari selanjutnya di dekat medan perang Prussia Timur. Beberapa kata terakhir kalinya menjelaskan, jika ia menyesal hanya karena lakukan demikian sedikit untuk tanah airnya sebelum wafat. Shanina sudah terima banyak penghargaan anumerta serta catatan-catatannya sudah dituangkan dalam beberapa buku.
Catatan Harian
Shanina senang menulis serta seringkali kirim surat pada beberapa temannya di desanya di Arkhangelsk. Ia memulai menulis buku harian tempur. Walau buku harian militer dilarang oleh pemerintah Soviet, tetapi entahlah bagaimana dia dapat menjaga buku harian tempurnya. Shanina simpan buku harian itu dari tanggal 6 October 1944 sampai akhir hidupnya.
Sesudah kematian Shanina, buku harian yang terbagi dalam tiga notebook tebal, disimpan oleh koresponden perang Pyotr Molchanov semasa dua puluh tahun di Kiev. Satu versus singkat diedarkan oleh majalah Yunost di tahun 1965, serta pada akhirnya dipindah ke Museum Wilayah Arkhangelsk Oblast.
loading...
Dicatat kembali lagi oleh
Henki Triswanto Cuma tertarik pada Perang Dunia 2, apakah yang sudah saya dalami,saya share-kan kembali lagi, supaya saya mendapatkan semakin banyak lagi....
Tag : Front Timur, Tokoh Sekutu